Jumat, 09 Desember 2011

KISAH SESENDOK MADU

Ada sebuah kisah yang cukup menarik untuk kita simak. Kisah ini adalah kisah tentang seorang raja dan sesendok madu. Alkisah, pada suatu hari sang raja ingin menguji kesadaran rakyatnya. Raja memerintahkan agar setiap rakyat, pada suatu malam yang telah ditetapkan, membawa sesendok madu untuk dituangkan dalam sebuah bejana besar yang telah disediakan di puncak bukit ditengah kota. Seluruh rakyat pun memahami benar perintah tersebutdan menyatakan kesediaan mereka untuk melaksanakannya.

Tetapi dalam pikiran seorang rakyat (katakanlah si A) terlintas suatu cara untuk mengelak, "Aku akan membawa sesendok penuh, tetapi bukan madu. Aku akan membawa air. Kegelapan malam akan melindungi dari pandangan mata seseorang. Sesendok air pun tidak akan mempengaruhi bejana yang kelak akan diisi madu oleh seluruh warga kota."

Tibalah waktu yang telah ditetapkan. Apa yang kemudian terjadi? Bejana pun ternyata penuh dengan air. Rupanya semua rakyat berpikiran sama dengan si A. Mereka mengharapkan warga kota yang lain membawa madu sambil membebaskan diri dari tanggung jawab.

Seperti itulah kebanyakan kita, selalu mengandalkan orang lain. Kita lalai dari berdzikir kepada Allah. Kita selalu menutupi keburukan kita dari manusia, kita selalu tampil manis di hadapan manusia hanya untuk menutupi buruknya kelakuan kita. Tapi ketahuilah, jika manusia tidak mengetahui keburukan kita, maka Allah Maha Tahu apapun yang kita lakukan. Maka, beruntunglah orang yang sudah menanamkan ihsan dalam dirinya. Selalu merasa dilihat dan diawasi oleh Allah.Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar